Di Susun Oleh : Sarimo DPD

Selasa, 19 Februari 2013

Melukis Realisme, Tak Sekedar Memindahkan Gambar

Kisah lukisan sederhana yang memberiku pelajaran penting penuh arti
"Foto Kenangan" (1979/1980)
Karya Herri Soedjarwanto
Dikoleksi : Boss BNI Pusat Jakarta
(Lukisan ini dibuat dengan melukis model dan
obyeknya langsung, tanpa bantuan foto sama sekali.
(1) cerita dibalik terciptanya lukisan dan proses pembuatan.
Suatu hari di masa lalu, seorang pelukis tua di Solo yang nge-fans berat padaku (?!..wah..?? GR nih.. hehehe..) .. datang ke rumahku dengan membawa seorang pemuda yang kira-kira sebaya denganku.
“Dik Herri, ini keponakan saya , putus dari  ASRI Jogja. Orang tuanya  ingin dia ikut saya belajar melukis. Tapi kalau cuma belajar sama saya,  bisa dapat apa dia?.. Makanya  saya ajak kemari, saya  titipkan dia pada dik Herri, untuk belajar  melukis di sini saja.
Syukur-syukur kalau nanti bisa ikut ke Bali  .” Begitu dia utarakan maksudnya.
Lalu kita ngobrol tentang seluk beluk melukis. Tapi  bisa kurasakan bahwa si keponakan ini meragukan aku, apalagi  saat  aku katakan bahwa semua lukisanku kubuat dengan melukis modelnya  langsung..!! 

Keraguannya bisa dimaklumi, umurku baru 21 tahun , kurang lebih sama dengannya. Dan dia belum pernah melihat  orang berkarya realism sepenuhnya dari model,.. kecuali cuma latihan lukis setengah badan.  
Jadi aku berencana untuk membuatnya yakin.
“Besok aku mau melukis dengan menggunakan  model, silahkan datang kalau kau mau lihat prosesnya”
"Malam Panjang"
Salah satu Lukisan Herri 
Soedjarwanto yang lain, yang
 dilukis secara langsung , tanpa 
bantuan foto sama sekali
Memang pada 5 tahun pertama melukis,  aku ‘mengharamkan’ foto. Aku selalu membuat lukisan dengan menggunakan model atau obyek langsung, tanpa foto. Tujuannya untuk mempelajari rahasia alam nyata, bukan alam maya (foto).
Bukan cuma melukis kepala /setengah badan saja seperti pada umumnya, tapi bahkan lukisan besar dengan ide/ komposisi  yang rumit pun kubuat sepenuhnya  dengan model langsung, tanpa foto.  Seperti pada  lukisan “Foto Kenangan” ini.
Karena memang dimaksudkan untuk ‘demo’, semua serba spontan , tanpa disain / sket rancangan sama sekali .

Kupanggil tetanggaku mbah Hardjo dan seorang cucunya. Kuatur meja kursi dan lainnya sesuai kebutuhan. Kusuruh mereka duduk berpose sesuai komposisi..  setelah kurasa ‘enak ‘…  langsung  mulai kulukis..
Seorang kakek, mbah Harjo, sedang meratap memandang sebuah foto kenangan dalam bingkai dengan penuh duka dan penyesalan, didampingi cucunya yang selalu menemaninya… Mbah Harjo memang sedang berduka,  baru saja kehilangan istrinya.. Sudah lama aku ingin melukis moment ini , tapi baru kesampaian hari ini karena terpicu si ‘keponakan’.
Begitulah, setelah beberapa kali melihat sendiri proses melukis sejak kanvas kosong sampai finish yang tanpa menggunakan foto, si ‘keponakan’  ini menjadi begitu yakin dan respek,  sehingga akhirnya dia menjadi salah satu dari banyak teman-teman yang ikut kubawa  ke Bali.  

Read more: http://herri-solo.blogspot.com/2013/02/melukis-realisme-tak-sekedar.html#ixzz2LPq8APsb
KOMUNITAS PERUPA SALIRO